Sabtu, 23 Februari 2013

MENGGUNAKAN KUASA GERAKAN UNTUK MENINGKATKAN ENERGI/PRANA


Dalam kehidupan sehari-hari kita temukan bahwa energi listrik dapat menggerakan benda, seperti pada kipas angin. Terjadi pula kebalikan dari hukum diatas, bahwa gerakanlah yang dapat menghasilkan energi listrik. Mana yang  lebih benar dari dua pernyataan diatas, tidaklah penting untuk kita bahas pada kesempatan ini, namun pada intinya energi listrik itu ada. Tubuh kita terdiri dari badan material (fisik) dan non material (jiwa/roh/prana/enegi). Dengan adanya jiwa/roh/prana/energi tubuh fisik kita dapat melakukan aktifitas, bertumbuh, bergerak. Tubuh fisik akan bergerak sesuai dengan kualitas energi yang kita miliki. Jika energi kita lemah, maka tubuh fisik sudah tentu akan terbatas pada gerakan tertentu saja. Lemahnya energi bisa mengakibatkan tubuh lemas, lesu dan sakit atau gejala-gejala lainnya, apalagi jika energi yang dimiliki nol maka sudah dipastikan tubuh ini akan mengalami peristirahatan terakhir dalam siklus kehidupan sekarang, atau disebut dengan mati.
Dari gambaran diatas kemudian muncul pertanyaan, apakah dengan meningkatkan gerakan tubuh dapat meningkatkan energi/prana?? Mari kita kaji:
Dalam filsafat materialis disebutkan salah satunya adalah “peningkatan kuantitas akan meningkatkan kualitas. Hal ini terjadi pada air yang dipanaskan. Jika secara bertahap temperatur dinaikan maka air juga mengalami perubahan suhu panas, namun pada suatu peningkatan temperatur panas pada titik tertentu, maka air akan mengalami perubahan menjadi uap. Begitu pula yang terjadi, pada saat air didinginkan dengan menurunkan temperatur, air akan mengalami perubahan suhu, dan pada saat penurunan temperatur pada titik tertentu air akan mengalami perubahan bentuk menjadi es.
Dari gambaran diatas, apakah mungkin dengan meningkatkan gerakan tubuh akan mampu meningkatkan energi/prana secara kualitas?? Lalu bagaimana teknik yang harus dilakukan?? Apa saja yang dibutuhkan dalam proses tersebut?? Marilah kita coba eksperiment-kan untuk menemukan jawabannya.
Yang dibutuhkan:
  • Ruangan yang luas yang jauh dari benda-benda (berharga/tajam/yang berbahaya seperti barang pecah belah, pisau, parang, dll)
  • Tubuh fisik kita —– sebagai perlambang air dalam percobaan
  • Teknik gerakan —– sebagai perlambang temperatur panas/dingin
  • Energi —– sebagai perlambang perubahan suhu panas/dingin dari air
Langkah-langkah eksperiment:
  1. Duduklah (dalam sikap siddhasana posisi tangan tangan di atas lutut) dengan nyaman, usahakan badan tegak dan tidak bungkuk. Bernapaslah dalam, caranya: tarik napas dalam dan hembuskan, lakukan sebanyak tiga kali hingga tubuh terasa rileks.
  2. Setelah rileks, kemudian lakukan teknik pernapasan dengan menahan napas di perut dan dihembuskan melalui mulut terbuka (sikap badan sama dengan diatas). Caranya: tarik nafas sebanyak 4 hitungan, kemudian tahan diperut sebanyak 8 hitungan hembuskan melalui mulut terbuka sebanyak 4 hitungan. Lakukan teknik ini sebanyak tiga kali.
  3. Dilanjutkan dengan latihan teknik gerakan. Caranya: posisi badan tetap  tapi tangan diletakan sejajar dengan dada, tangan terbuka, telapak tangan saling berhadap satu sama lain. Tarik nafas dalam lalu hembuskan. Pada saat menghembuskan nafas gerakan tangan naik turun atau kedalam-keluar. Lakukan gerakan seadanya, jangan menggunakan logika. Lakukan gerakan ini, dan tingkatkan hitungan latihan. Dan amati perubahan kualitas prana/energi yang ada dalam tubuh.

Dalam mengamati kualitas energi/prana bisa dilihat melalui: gerakan yang timbul tanpa terkendali saat latihan, atau muncul kepercayaan diri, tubuh terasa sehat dan lain-lain. Peningkatan kualitas ini tergantung pada tingkat sugesti/bawah sadar si praktisi. Energi/prana dikatakan berkualitas, jika gerakan /getaran tangan yang dihasilkan stabil dan tidak membabi buta. Latihlah teknik tersebut hingga gerakan yang stabil itu dicapai. Namun jika gerakan menjadi tidak terkontrol atau menimbulkan bahaya bagi tubuh, hentikan latihan tersebut.
PERLU DICATAT:
APA YANG DISAMPAIKAN PENULIS HANYA SEBUAH EKSPERIMENT, SIFATNYA SUBYEKTIF DAN BERLAKU BERBEDA-BEDA PADA SETIAP PRAKTISI. SEGALA RESIKO YANG TIMBUL PADA TUBUH PRAKTISI  MENJADI TANGGUNG JAWAB SENDIRI, PENULIS TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS SEGALA HAL APAPUN YANG TERJADI AKIBAT PENINGKATAN ENERGI/PRANA. UNTUK KEAMANAN TEMUI SEORANG GURU YANG DAPAT MEMBANTU DALAM MENGONTROL ENERGI/PRANA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar